Nusantara dalam hal ini Indonesia merupakan sebuah bangsa
yang besar. Negara yang membentang dari Sabang di sebelah barat dan Merauke di
sebelah timur ini kaya akan beraneka ragam budaya, salah satunya adalah bahasa.
Bahasa di Nusantara ini sangat baeragam. Tanpa mengesampingkan bahasa
Indonesia, bahasa-bahasa daerah ini menjadi sebuah kebanggaan tersendiri bagi
pemiliknya.
Menjadi
menarik apabila berbicara mengenai hubungan kekrabatan anatar bahasa di
Nusantara. Apabila manusia memiliki kerabat, lantas apakah mungkin bahasa juga
memiliki kerabat? Pertanyaan inilah yang muncul ketika berbicara mengenai
kekerabatan suatu bahasa.
Lalu bagaimanakah
cara mencari hubungan kekrabatan suatu bahasa? Jika dalam dunia kedokteran ada
yang namanya tes DNA maka dalam dunia bahasa (linguistik) pun hal semacam ini
bisa diterapkan. Caranya adalah menggunakan pisau bedah dalam dunia bahasa
yaitu LHK. Kekerabatan bahasa ini masuk kedalam kajian Linguistik Historis
Komparatif. Salah satu cara mengetahui hubungan kekerabatan suatu bahasa dapat
melalui hubungan antar kata dalam setiap pasangan bahasa. Kali ini akan saya
jelaskan sekilas mengenai hal ini.
Kata-kata
yang sama dalam sebuah pasangan akan dinyatakan sebagai kata kerabat apabila
memenuhi salah satu ketentuan berikut ini: (1) Pasangan itu identik, pasangan
kata yang identik adalah pasangan kata yang semua fonemnya sama betul. (2)
Pasangan itu memiliki korespondensi fonemis, bila perubahan fonemis antar kedua
bahasa itu terjadi secara timbal balik dan teratur, serta tinggi frekuensinya,
maka bentuk yang berimbang antara kedua bahasa tersebut dianggap kerabat,
selain itu dicari juga ko-okurensi nya.
(3) Kemiripan secara fonemis, kemiripan secara fonemis ini berdasar pada
artikulatoris yang sama, hal ini dapat dilakukan dengan meminta bantuan
seseorang untuk menjadi pendengar dalam menguji kemiripan secara fonemis suatu
kata. (4) Satu fonem beda, bila dalam satu pasangan kata terdapat perbedaan
satu fonem, tetapi dapat dijelaskan bahwa perbedaan itu terjadi karena pengaruh
lingkungan yang dimasukinya, maka pasangan itu dapat ditetapkan sebagai kata
kerabat.
Melalui
empat ketentuan di atas, setidaknya kekerabatan suatu bahasa dapat diketahi
presentase kognitnya. Sehingga dengan presentase kognit yang ada dapat
dilakuakn penelitian lanjutan tentang kekrabtan bahasa, seperti glotokronologi, subgruping, dll.