Laman

Monday, December 26, 2016

Merindu



            Matahari sore membawaku untuk kembali menengok halaman ini. Tempat yang sudah lama tak kusentuh.  Ibarat halaman rumah, mungkin sudah banyak daunan yang rapuh berserakan. Tiga bulan yang lalu, post terakhir yang aku jejakkan di halaman ini. Cerita tentang pengalaman menjadi seorang pendidik.
            Hampir satu tahun selepas diwisuda dari Universitas Negeri Yogyakarta bulan Februari 2016 yang lalu, bahkan jika dihitung dari yudisium, hari ini sudah lebih dari satu tahun. Rasa rindu untuk kembali ke bangku perkuliahan mulai muncul. Kalau kata teman, jangan takut untuk merindu. Merindukan hal-hal yang dulu dialami ketika menempuh studi, pagi siang malam dengan segala aktivitas yang akan selalu membekas. Tapi rasanya untuk kembali melanjutkan studi  masih ada banyak alasan yang perlu dipertimbangkan. Keinginan untuk melanjutkan studi pun harus dikesampingkan dulu.
            Diriku hari ini adalah manifestasi dari perjalananku di masa lalu. Takdir Allah lah yang telah membawaku melalui berbagai macam kisah hingga pada akhirnya aku mengenal mereka;




            Mei 2016, bunyi sepatu pantofel mengiringi langkahku memasuki sebuah kelas. Kelas 7 putra angkatan kedua MBS Pleret, masih ku ingat saat itu hari pertamaku mengajar. Hari pertama aku berjumpa dengan murid-muridku, aku memulai hari itu dengan berkisah tentang mimpi dan cita-cita. Ketika mendengar impian mereka lantunan doa terucap dari bibir ini, semoga kelak kalian dapat meraihnya, Nak. Tak bisa kubayangkan bagaimana rasaanya pernah mengantarkan kalian menuju impian-impianmu, bukan hanya kelas itu saja, tapi kalian semua.
            Menjadi bagian dari perjalanan sekolah rintisan memang sangat berat. Tapi aku percaya dan yakin lima hingga sepuluh tahun kedepan buah manis dari usaha dan doa ini akan kami petik bersama-sama.
            Kini, amanah telah dipercayakan padaku, menjadi wali kelas 7 putra angkatan ketiga MBS Pleret. Menjadi bapak dari dua puluh dua anak, menjadi tempat curhat dari berbagai macam gundah gelisah. Dari mereka— anak-anak saleh penghafal Quran— aku dapat belajar banyak hal.
            Terkadang rasa sedih muncul dalam dada ini, tatkala mendengar ada di antara mereka yang sudah mengalami persoalan berat yang bahkan aku tak yakin, jika aku yang mengalaminya, aku dapat melaluinya. Di seusia mereka, aku dulu masih asyik bermain. Tapi anak-anak ini memilih jalan lain dengan berjuang di jalan Allah, jauh dari keluarga. Humm. Sungguh kalian semua hebat-hebat, Nak. Aku beruntung bisa mengenal kalian.
            Kelak, ketika kalian telah lulus dari pesantren ini, jangan takut untuk merindu. Merindukan segala macam hal yang telah kalian alami di bangku studi. Begitu juga dengan diri ini, entah seberapa banyak santri yang telah lulus kelak, semoga Allah tetap menjaga rasa rindu itu, agar selalu ingat satu per satu dari kalian. Teruslah berjuang dan raihlah mimpimu.
Bantul, 24 Desember 2016

Monday, September 12, 2016

Menjadi Pendidik



            Dalam hening malam, di sudut kamar berjendela kayu tua, aku kembali mengusik deretan huruf di laptopku. Sudah lama rasanya tidak menggoreskan kata-kata untuk mengisi halaman blog ini. Mungkinkah sudah berdebu? Ah, mana mungkin? Inikan bukan buku catatan yang teronggok di rak buku, sudut kamar. Tapi ini adalah memori-memori yang tersimpan rapi dalam kecanggihan teknologi masa kini.
            Sudah berapa lama bukan kanak lagi? Ya, seperti dalam salah satu sajak milik Chairil Anwar inilah pertanyaan yang terngiang di dalam pikiranku. Sudah berapa lama bukan kanak lagi? Sudah berapa lama lulus dari bangku studi? Sudah berapa lama menjalani kehidupan yang sesungguhnya. Kalau kata seorang kawan, ya inilah rimba kehidupan. Di mana banyak orang berebut tuk mencari sesuap pangan. Jika tak pandai-pandai berusaha dan bersyukur tentu akan terombang-ambing dalam keputusasaan. Inilah ujian sebenarnya, dari apa yang didapat selama bangku perkuliahan.
            Inilah perjalanan baruku menjadi seorang pendidik tuk mencerdaskan generasi penerus bangsa.
            Muhammadiyah Boarding School Pleret Yogyakarta atau biasa disingkat MBS Pleret, inilah tempat dimana aku menapakkan kaki menuju perjalanan kehidupanku selanjutnya. Ya, selepas dari bangku perkuliahan, Alhamdulillah akhirnya aku mendapatkan pekerjaan di MBS Pleret.
            MBS Pleret merupakan sebuah pondok pesantren modern. Humm pesantren? Wow sangat baru bagiku. Tapi aku yakin inilah takdir terbaik yang telah ditetapkan Allah SWT untukku. Inilah salah satu cara Allah membimbingku tuk menjadi manusia yang lebih baik lagi.
            Banyak sekali pengalaman dan pelajaran yang aku dapatkan di MBS Pleret. Mulai dari senang, sedih, lucu hingga marah. Ketika suatu ketika suasana hati sedang sedang bermasalah, akan berubah seketika saat melihat tingkah polah anak-anak di sekolah, lucu tapi terkadang ada juga yang membuat tambah jengkel. Tapi tak apa, “rengekan” mereka itu ibarat anak kecil yang sedang jauh dari Ibunya. Ya, karena mereka memang tinggal di asrama yang jauh dari orang tua. Ada yang dari Jawa, Sumatra, Sulawesi, Kalimantan, dan banyak lagi. Bisa dibilang Indonesia mini. Merekalah calon-calon ulama, aamiin. Semoga kelak jadi orang-orang hebat ya, Nak!
            Tingkah polah kalianlah yang terkadang saya rindukan saat masa libur sekolah terlalu lama.
Bantul 12 September 2016


 
Santri MBS Pleret Bantul D.I Yogyakarta 
saat Kemah Bakti Hizbul Wathan

Tuesday, March 29, 2016

Tips Menghadapi Wawancara atau Interview Kerja



                    Halo sahabat Depp Holmes’s Story. Pada kesempatan kali ini saya ingin membahas bagaimana menghadapi wawancara kerja. Tulisan ini berdasarkan pengalaman pribadi yang sering saya alami. Langsung saja yaaaa ...


 sumber gambar: http://jogja.tribunnews.com/2015/04/20/ijazah-pekerja-tak-boleh-ditahan

            Setelah menyelesaikan studinya, baik tingkat sekolah menengah atas, maupun perguruan tinggi, tentu setiap orang ingin segera mendapatkan pekerjaan impiannya. Untuk mendapatkan pekerjaan impian, setiap jobseeker akan melalui berbagai macam tahapan hingga akhirnya dinyatakan diterima bekerja di suatu perusahaan maupun lembaga. Salah satu tahapan tersebut adalah menghadapi wawancara atau interview. Bagaimanakah menghadapinya? Berikut adalah tips yang perlu dipersiapkan ketika akan menghadapi wawancara.

1.       Kenali jenis wawancara

Perlu diketahui tahapan wawancara di setiap perusahaan atau lembaga berbeda-beda. Pada umumnya ada dua jenis wawancara, yaitu wawancara HRD dan wawancara user, biasanya urutannya adalah wawancara HRD terlebih dahulu baru kemudian terakhir wawancara user. Namun, pada wawancara HRD inilah yang akan menentukan kamu akan lanjut pada tahapan-tahapan selanjutnya atau tidak, seperti psikotes, tes bidang, dan wawancara user. Perbedaan keduanya adalah, wawancara HRD dilakukan oleh tim rekrutmen di bawah tim HRD. Sedangkan wawancara user biasanya dilakukan oleh pimpinan. Untuk itu, sebelum datang pada hari H wawancara pastikan dulu jenis wawancara yang akan dihadapi.

2.      Berikan kesan pertama yang tepat.

Ketika kita sudah mengetahui jenis wawancara yang akan kita hadapi, kita dapat menentukan kesan pertama seperti apa yang akan kita berikan kepada pewawancara. Alangkah lebih bagus lagi jika kita bisa mengetahui jenis kelamin pewawancara, apakah perempuan atau laki-laki. Jadi kita bisa memberikan kesan pertama yang tepat berdasarkan jenis kelamin. Kesan pertama itu dapat beruapa pilihan sapaan, pilihan kata, gestur, gaya berpakaian dan sebagainya baik secara verbal maupun nonverbal.

3.      Perkirakan pertanyaan dan jawaban ketika wawancara

Tujuan wawancara kerja adalah ingin mengetahui wawasan, pengetahuan, serta potensi dirimu lebih jauh lagi. Sehingga dapat menentukan apakah dirimu adalah orang yang tapat untuk menempati posisi tertentu di perusahaan atau lembaga tersebut. Maka dari itu agar dapat memberikan yang terbaik, perkirakan dahulu pertanyaan dan jawabannya. Pertanyaan wawancara yang sering ditanyakan adalah sebagai berikut.

a.      Permintaan untuk memperkenalkan dan menceritakan tentang dirimu!

Untuk menjawab pertanyaan ini gali terlebih dahulu dirimu. Jawablah dengan jawaban biodata diri misalnya, nama lengkap serta panggilan, alamat, usia, pendidikan, dan jika diperlukan ceritakan tentang pengalaman-pengalaman yang sudah kamu dapatkan selama ini baik organisasi, prestasi, pengalaman kerja ataupun yang lainya. Usahakan untuk tetap rendah hati dalam menjawab pertanyaan ini.

b.      Alasan mengapa melamar di perusahan atau lembaga tersebut?

Tak jarang pelamar kerja kebingungan menjawab alasan mengapa mereka memilih melamar di suatu perusahaan. Hal ini karena biasanya pencari kerja cenderung memasukkan lamaran karena melihat adanya lowongan yang didapat dari berbagai media, bukan karena alasan khusus tertentu. Tetapi hal itu bukan menjadi persoalan, karena tentu seorang pelamar kerja memilih memasukan lamaran di suatu perusahan karena merasa cocok dengan kriteria yang dibutuhkan, misalnya dari tingkat pendidikan, usia, jenis kelamin, pengalaman kerja dan yang lainnya. Nha jawablah pertanyaan ini minimal dengan hal-hal tersebut. Namun, alangkah baiknya, pencari kerja dapat mengungkapkan alasan di luar itu. Hal ini bisa dilakukan dengan cara mencari tahu terlebih dahulu profil perusahaan atau lembaga tersebut, misalnya visi misinya, produknya, trek record-nya, struktur perusahaan dan sebaginya. Jika sudah mengetahui hal-hal tersebut ambil salah satu poin kemudian kembangkan dan kaitkan dengan potensi dirimu, tentunya hal-hal yang positif yaa. Sehingga dengan begitu, dapat dijadikan senjata untuk menjawab pertanyaan tersebut dan pewawancara mempunyai pertimbangan lebih karena dirimu dianggap telah mengetahui tentang perusahaan atau lembaga tersebut.

c.       Pengetahuan tentang posisi yang diinginkan.

Pertanyaan lain yang sering ditanyakan saat wawancara kerja adalah sejauh mana pengetahuanmu tentang deskripsi posisi yang kamu inginkan. Jawablah pertanyaan ini dengan cara mencari informasi terlebih dahulu mengenai deskripsi kerja dan tugas posisi yang kamu inginkan. Cari informasi sederhana mulai dari internet, teman-teman, saudara atau kalau mau lebih mendalam lagi bisa membaca buku-buku pengetahuan. Dengan demikian, kamu akan siap ketika pewawancara menanyakan hal tersebut.

d.      Kesiapan dengan peraturan.

Pertanyaan ini merupakan konfirmasi kepada dirimu apakah bersedia dengan segala peraturan yang ada di perusahaan atau lembaga tersebut. Misalnya, jam kerja, gaji, deskripsi kerja, status pegawai, penempatan, cara resign dsb. Jawablah pertanyaan ini dengan singkat dan jelas, dengan menjawab ya atau tidak. Apabila tidak setuju jawablah dengan alasan yang dapat diterima mereka namun tetap rendah hati. Nha pada poin ini sekalugus tanyakanlah kepada pewawancara apa yang ada dalam benakmu terkait dengan hak dan kewajiban yang akan kamu terima apabila ditreima di perusahaan atau lembaga tersebut.