Laman

Wednesday, November 27, 2013

Separuh Malam!



            Ini bukan cerita cinta. Bukan perkara hati yang sedang meraindu mesra.  Mulut bukanlah pencerita. Bukan pula tangan yang menggores tinta. Ini sebuah renungan akan diam yang semakin lama. Ini tentang secuil perkara dosa keturunan Adam dan Hawa.
***
            Tuhan izinkan aku memeluk dosa malam ini. Ya, karena manusialah tempatnya dosa. Tuhan, Izinkan aku menikmati mabuk ini. Mabuk yang hanya bertahan hingga subuh menjelang. Aku janji, setelah itu aku akan mengingat namaMu dengan khidmat, dalam sujud subuh yang Agung.
            Aku yakin Engkau pasti tahu Tuhan. Karena aku meyakiniMu Sang Maha Melihat. Engkau pasti tahu semua ini karena siapa? Dia yang membuatku seperti ini, yang membuatku mendustakanMu dalam separuh malam. Dusta dalam beberapa teguk yang memabukkan.
            Perempuan itu Tuhan, aku tak yakin ia akan memikirkanku, setelah apa yang ia perbuat kepadaku. Apakah aku gila sampai berbuat demikian? Tidak!! Kau juga pasti tahu Tuhan aku bukan orang gila. Jika aku gila mana mungkin aku masih bisa menyebut namaMu.
            Malam itu, malam saat semua ini terjadi. Kau juga ikut menyaksikannya, Tuhan. Saat aku pulang dari lembur malam. Mencari sesuap nasi untuk anak-istri. Halahhhh, masih pantaskah kusebut dia istri? Istri macam apa jika berani main mata dengan pria lain. Bukan main mata lagi! Entah, sedang main apa saat kupergoki dia sedang bercumbu mesra dengannya.
            Laillah. Kau juga pasti tahu Tuhan, sedang apa dia dengan laki-laki jalang itu! Apakah yang kuberikan selama ini kurang? Ya, seorang sopir macam aku ini, tak akan mungkin mendapat gajian tiap bulan dengan duit jutaan. Bukankah setiap sepulang kerja ada saja rupiah yang kuberikan untuknya? Tak banyak memang. Tapi Engkau pasti tahu Tuhan, itu sudah lebih dari cukup untuk menghidupi kami bertiga. Masalah nafkah selalu bisa kucukupi. Bukankah tugas seorang istri yang harus pandai membagi?
            Ku usir dia, bersama lelaki jalang itu, Tuhan! Kau pun menyaksikannya! Aku tak tahu apakah itu sebuah talak? Karena Kau tau Tuhan, aku tak paham tuk menafsirkan. Yang aku tau, perempuan itu telah menghianatiku!
            “Oh Anakku Ngger,  jangan kau tanyakan lagi Ibumu itu!”
            Tuhan, bukankah dulu saat janji suci terucap dihadapanmu. Perempuan itu berjanji tuk menjadi seorang istri yang nrima. Bukan atas dasar harta kami berumah, tapi atas dasar hati yang saling mengasihi dan mencintai.
            Dan semua ini Tuhan, aku yakin bukan atas dasar harta yang membuat dia melakukan penghianatan. Tapi atas dasar nafsu yang membuatnya mendustakan anak dan suami, bahkan mendustakanMu!
***
            Seteguk mengalir demi seteguk! Pahit yang membekas di kerongkongan, membuatku mendustakanMu dalam sepurh malam! Ampuni aku Tuhan!

Bantul, 25 November 2013, 20.15 WIB

Saturday, November 23, 2013

Putih

Aku tidak tahu hidup akan membawaku kemana, karena takdir tak pernah ku mengerti. Aku tidak tahu kaki akan menuntunku kemana, karena hatilah yang akan menuntunku kepadamu. Aku tidak tahu mulut ini akan berkata apa, karena mata yang akan berbicara padamu. Aku tidak tahu tangan ini akan memberi apa, karena ku tak yakin tangan ini pantas memberikan sesuatu untukmu. Sebenarnya aku ingin memberimu warna. Bukan Mejikuhibuniu! Aku ingin memberi putih. Tapi aku ragu, apakah putih akan membuatamu bahagia. Tapi percayalah masih ada putih saat hati ini menuntunku kepadamu.

Monday, November 18, 2013

Sepi



Aku
Adalah malam
Adalah sunyi
Adalah sepi
Adalah purnama malam ini
saat mendung mendustai;
hilang, gelap, hanya bisa menunggu

Abracadabra




Jika itu sabda Tuhan, suruhlah batu menggoyangkannya. Jika itu kebenaran, suruhlah pohon menyanyikannya. Jika itu kata bertuah, suruhlah binatang menuliskannya. Jika itu roh, suruhlah manusia membikinnya. Biarlah tahta terhampar dan perdana mentri bersujud, jika angin tak berembus niscaya udara di kamar pengap juga. Biarlah lari kuda menyibak di antara obor dan anjing-anjing menyalak, jika tak ada binatang buruan apa mau dikata. Hujan pagi hari, enak bagi pegawai. Hujan sore hari, enak bagi pengantin baru. Hujan malam hari, enak bagi maling. Soalnya jika batu bisa menggoyangkan, jika pohaon menyanyikan, jika binatang menuliskan, jika kita sanggup membikin segala-galanya, apa jadinya nanti. Semuanya bakal tersedia. Kita tidak bakal menunggu untuk hal-hal yang kita mampu.

(Danarto, 1987: 142)

Saturday, November 16, 2013

Tutor Volunteer dan Kecintaan terhadap Indonesia



            Apa kabar sahabat Depp Holems’s Story? Humm nampaknya sudah lama blog ini tidak ada postingan baru. Baiklah kali ini saya akan bercerita tentang pengalaman yang baru-baru ini aku alami. Ya .. masih tentang dunia mahasiswa, tapi kali ini beda, karena pengalaman kali ini berkaitan dengan mahasiswa asing. Wow tentunya mengasyikan bukan, berproses dengan mahasiswa asing. Oke langsung saja ya, jadi begini ceritanya:
            Awalnya kira-kira tiga bulan yang lalu, tepatnya di Bulan Agustus, saat masih libur semester. Tidak sengaja saat itu aku iseng membuka laman UNY. Nahh terpampanglah sebuah pengumuman penerimaan tutor baru untuk Kantor Urusan Internasional dan Kemitraan UNY (selanjutnya akan disebut KUIK).  Seorang tutor ini bertugas selama satu tahun, kegiatanya adalah membantu urusan yang diselenggarakan oleh KUIK. Perlu diketahui bahwa kegiatan yang ada di KUIK sangatlah banyak, tentunya yang berhubungan dengan urusan internasional. Jadi mustahil kalau hanya staf pegawai KUIK saja yang menjalankannya, mereka harus membutuhkan bantuan.
            Tutor sendiri ada dua yaitu Tutor Volunteer dan tutor BIPA. Untuk tugasnya mirip dan bahkan dikerjakan bersama-sama. Namun yang menjadi beda hanyalah, tutor BIPA sekaligus menjadi pendamping mahasiswa asing yang belajar bahasa Indonesia di UNY.
            Setelah membaca pengumuman yang ada di laman tersebut, entah bagaimana, hati ini langsusng tertarik untuk mendaftar, cielahhh “hati tertarik” bro kayak lagi jatuh cinta saja. Tapi memang begitulah awal mulanya hahaha. Setelah menjalani serangkaian proses penerimaan akhirnya saya diterima sebagai tutor volunteer KUIK, bersama 14 teman yang lainya (Janu, Nining, Melati, Martono, Abie, Adi, Nana, Yolanda, Sandra, Ratih, Sarah, Ayu, Wanda, dan Astrid.)
            Tugas pertama yang kami terima setelah terdaftar sebagi tutor adalah mendampingi mahasiswa dari Chiang Mai University, Thailand. Mereka berkunjung selama hampir dua minggu di UNY untuk mengenal budaya Indonesia. Belajar budaya bersama mereka sangatlah mengasyikan, banyak sekali pengalaman dan pengetahuan baru yang saya dapatkan. Yahhh tentunya semakin meningkatkan rasa nasionalismeku terhadap Indonesia, tentang orangnya, bahasanya, alamnya, budayanya yaaa pokoknya semuanyaaaa “Aku Cinta Indonesia” hahaha.


mendampingi mahasiswa dari Chiang Mai University Thailand, belajar budaya Indonesia di UNY

            Tugas berikutnya yang kami terima sebagi seorang tutor adalah “Global Culture Festival”. Event tiap tahun yang dimilki UNY, yang melibatkan seluruh mahasiswa asing yang sedang menempuh studi di UNY. Kali ini bukan hanya tutor volunteer yang terlibat, tapi tutor BIPA juga terlibat, bahkan kami masih membutuhakan bantuan dari mahasiswa UNY lainnya. Yaa mengingat event ini sangat besar bro. Di selenggarakan 13-14 November 2013 di GOR dan Auditorium UNY (ada parade budaya, wisata kuliner, pertunjukan budaya, mini drama, dsb), event ini menyita banyak sekali waktu untuk persiapnya, tetapi hal itu bukan menjadi masalah, asal kita pintar membagi waktu pasti semuanya akan mengasyikan.
            Kebetulan atau entah apa, dalam kepanitiaan ini saya menjadi perkap, bersama Pak Koor Martono, dan kelima anggota lainnya (Janu, Abie, Adi, Egi, Yuda). Perkap? Ohh berattttt!! Itulah hal yang terlintas pertama kali dipikiran. Tapi tak apalah, berkat kerja keras bersama semua perlengkapan yang dibutuhkan dalam event ini berhasil kami laksanakan, mulai dari mencari sound system, panggung, lighting, kursi, memasang umbul-umbul, yahhh pokoknya semua hal yang berbau perlengkapan haha.

 bersama Abi dan Janu (gak kelihatan karena yang memotret)  saat memasang umbul-umbul untuk GCF
         
         Alhamdulillah rasa syukur kepada Allah SWT terucap begitu selesainya event ini, berkat kerjakeras dan doa segenap panitia #GCFUNY2013 dapat berjalan lancar. 4 budaya lokal Indonesia (Mentawai, Malinau, Bali, Sumsel) plus 28 Negara, Budaya, serta Rasa dapat dibungkus dengan apiknya dalam event ini.
            Dari Serangkaian kegiatan GCF ini buannnyak sekali yang saya dapatkan, mulai dari teman, budaya, bahasa, asyiknya bercengkerama dengan mahasaiswa asing, kebersamaan, pengalaman, pengetahuan, dan tentunya sekali lagi semakin membangkitan rasa cinta ku terhadap budaya Indonesia “Aku Cinta Indonesia” !!! yang mengesankan lagi adalah mereka (mahasiswa asing) ini ada di UNY salah satunya untuk belajar bahasa Indonesia, mereka sangatlah tertarik terhadap bahasa Indonesia, bahkan sudah fasih berbahasa Indonesia. Mereka saja jauh-jauh dari luar negeri untuk belajar budaya kita, mengeapa sebagian dari kita justru lupa terhadap identitas budaya sendiri, humm mari merenung?
            Nha demikianlah cerita yang dapat saya bagi kepada sahabat semua, kalau ingin tahu tentang kegiatan saya sebagai tutor di KUIK UNY tunggu postingan-postingan saya selanjutnya yaaa ... masih banyak sekali kegiatan yang akan saya lakukan sebagi seorang Tutor Volunteer KUIK UNY.

Bantul, 16 November 2013, 11.08