Dusun
Botokenceng merupakan salah satu dusun di Kabupaten Bantul, Yogyakarta. Dusun
Botokenceng masuk ke dalam wilayah Kelurahan Wirokerten, Kecamatan Banguntapan,
Bantul. Dusun ini berjarak kurang lebih satu kilometer dari Terminal Giwangan
Yogyakarta. Berbatasan langsung dengan Jalan Imogiri Timur di sebelah baratnya.
Menarik untuk di bahas dalam tulisan
ini adalah asal usul penamaan Dusun Botokenceng sendiri. Jika dilihat dari arti
kata nya sendiri dalam bahasa Jawa adalah boto
(batu bata dalam bahasa Jawa) dan kenceng
(kuat dalam bahasa Jawa). Hal pertama kali yang akan dipikirkan orang ketika
mendengar nama dusun ini adalah sebuah dusun dengan hasil produksi batu bata
yang kuat. Memang tidak dapat dipungkiri di sekitar Dusun Botokenceng banyak
berdiri tempat-tempat untuk memproduksi batu bata. Bahkan sebagian kecil warga
di dusun ini ada yang berprofesi sebagai pemroduksi batu bata. Saya sendiri
sebagai salah satu warga di dusun ini berpikir demikian ketika ditanya asal
usul nama Dusun Botokenceng. Namun, ternyata pemikiran saya salah besar. Asal
usul nama Dusun Botokenceng bukanlah demikian.
Dari hasil wawancara saya dengan
salah satu sesepuh di Dusun Botokenceng, terungkaplah asal usul dibalik nama
Dusun Botokenceng. Bapak Darma Wiyana laki-laki kelahiran Botokenceng, 31
Desember 1947 yang berprofesi sebagai petani ini mengungkapkan asal usul
dibalik nama Dusun Botokenceng. Menurut beliau arti kata Botokenceng bukanlah
batu bata yang kuat melainkan botoh
julukan bagi seorang penyabung ayam. Di daerah ini dulunya terkenal banyak
orang yang berprofesi sebagai botoh
yang istimewa, dalam hal ini terkenal kuat dan selalu menang.
“Asalmulane ki seko botoh e do kenceng-kenceng
dadine botoh sing paling ampoh. Botoh ki wong tukang adu jago dudu boto batu
bata. Sing paling istimewa ki botoh seko Botohkenceng. Pancen ana kalangane
biyen, tempat khusus nggo adu jago. Tekan sakiki we di percayo angger ana pitik
ngendok neng kono we iso ampuh banget.” “Asalnya itu dari botoh yang kuat-kuat yaitu botoh yang hebat. Botoh itu julukan bagi orang yang suka menyabung ayam, bukan boto batu bata. Yang paling istimewa itu
botoh dari Botohkenceng. Memang benar
dulunya ada tempat khusus untuk mengadu ayam. Sampai sekarang dipercaya jika
ada ayam yang bertelur di situ akan hebat.”
Menurut beliau nama dusun
Botokenceng sudah ada sejak beliau lahir, namun cerita dibalik nama dusun Botokenceng
yang berkembang di masyarakat adalah demikian adanya. Hal tersebut merupakan
salah satu aset berharga cerita rakyat berupa legenda daerah yang sekarang
sudah tidak banyak lagi diketahui oleh generasi muda warga Botokenceng.
Dari wawancara tersebut terungkaplah
asal usul penamaan Dusun Botokenceng. Yakni, dahulunya daerah tersebut
merupakan daerah yang terkenal dengan orang-orangnya sebagai penyabung ayam
yang kuat-kuat. Jika melihat di masa sekarang di dusun ini sudah tidak di
jumpai lagi orang-orang yang suka menyabung ayam. Nilai-nilai keagamaan yang
ada di masyarakat telah membimbing mereka. Bahwa tindakan menyabung ayam
bukanlah tindakan terpuji.
sebuah catatan untuk kampungku,
Bantul, 24 Juni 2012
Manteb Kang!!!
ReplyDeleteKampungku tercinta
ReplyDeleteMantep, lagi reti aku ternyata kang
ReplyDelete