Laman

Thursday, October 9, 2014

Bahasa di Media Massa Pasca Pilpres 2014

            Bagaimana kabar Sahabat Depp Holmes’s story saat ini? Pada tulisan kali ini saya akan membahas bahasa yang digunakan oleh media massa pasca pilpres 2014. Namun, tulisan ini tidak akan membahas masalah politik, dan segala macam halnya, ya walaupun akan sedikit bersinggungan tentang hal itu. Saya akan tegaskan bahwa maksud dari tulisan ini bukan untuk apa-apa. Semata-mata hanya tulisan seorang anak bahasa yang sedikit risih mendengar frasa yang digunakan di media massa untuk memberitakan ihwal perpolitikan di Indonesia saat ini. Langsung saja ya.
            “Salam tiga jari, persatuan Indonesia.” Itulah yang dikatakan Bapak Jokowi, presiden terpilih kita, selepas dirinya ditetapkan sebagai presiden terpilih Indonesia periode 2014-2019. Hendaklah setelah pilpres 2014 ini berlalu, mari kita saatnya menatap masa depan Indonesia. Jangan habiskan energi kita untuk terus berkutat soal pilpres 2014. Mari kita persatukan Indonesia ini, bangun bangsa ini, agar menjadi negara yang maju dan bermartabat.
            Jika kita melihat di televisi, khusunya program news kita akan menjumpai berita-berita atau kondisi perpolitikan Indonesia pasca pilpres 2014. Jika kita cermati mendalam, bahasa-bahasa yang digunakan dalam pemberitaan tersebut, kita akan menemukan dua buah singkatan baru. Singkatan itu adalah KIH dan KMP, singkatan ini berasal dari frasa Koalisi Indonesia Hebat dan Koalisi Merah Putih. Iya tidak? Pasti Iya. Di sini saya akan menganggap kalian sudah paham tentang apa itu KIH dan KMP, jadi saya tidak akan membahas mengenai hal itu. Kalau belum tau silakan searching sendiri di google yaa...
            Di sini saya hanya akan membahas penggunaan dua buah singkatan itu di beberapa media massa, khususnya televisi.

            Dari pengamatan saya, sebagian besar media masa menggunakan dua buah frasa atau singkatan di atas untuk menyebut masing-masing kubu yang saat ini berkuasa di perpolitikan Indoneisia. Silakan coba dicek, anda bisa cek secara sederhana, yaitu dengan melihat program news di tiap-tiap televisi. Lalu adakah perbedaan di antara media tersebut. Ya memang berbeda, karena setiap media memiliki bahasanya masing-masing sesuai ciri khas dan kebutuhannya. Dalam ilmu bahasa pun ini dijelaskan, bahwa setiap bidang tertentu memiliki bahasanya masing-masing. Namun ada yang membuat telinga ini risih.           
            Sepengamatan saya—semoga hanya sebatas pemilihan diksi untuk menarik perhatian saja, bukan maksud yang lain—ada salah satu media masa yang kadang menggunakan frasa berbeda untuk menyebut dua buah kubu yang menguasai perpolitikan di Indonesia. (Saya tidak akan menyebut media itu di sini, tapi silakan cermati sendiri di televisi kalian, pasti akan menemukannya). Kita tahu kebanyakan media massa menyebut dua kubu yang ada di perpolitikan Indonesia saat ini dengan sebutan Koalisi Indonesia Hebat (KIH) dan Koalisi Merah Putih (KMP).  Namun, media ini justru memilih diksi lain untuk menyebut  KIH dan KMP. Media massa ini, kadang-kadang, atau bahkan sering menggunakan sebutan “Koalisi Pendukung Jokowi” dan “Koalisi Pendukung Prabowo” untuk menyebut dua buah kubu tersebut.
            Ya memang tidak ada salahnya, karena itu merupakan kreativitas dan cirikhas tiap-tiap media. Tetapi menurut saya dua buah frasa yang digunakan ini memiliki nilai yang lebih negatif dibanding frasa yang kebanyakan digunakan oleh media lain. Mengapa? Hal ini bagi saya memiliki kesan bahwa pilpres ini belum selesai, padahal sesungguhnya sudah. Seolah-olah masih ingin mengajak masyarakat untuk kembali berkutat pada masalah dukung mendukung capres. Menurut saya ada maksud lain yang ingin dibangun dari pemilihan diksi ini. Maksud apa itu? Silakan kalian terka sendiri! Ya namun, ini hanya pendapat saya saja, semoga saya yang salah.
            Sejatinya marilah kita ini harus segera move on dari yang namanya pilpres 2014, kita bangun persatuan Indonesia. Seperti yang dikatakan Bapak Jokowi, “salam tiga jari, persatuan Indonesia.” Saat ini ya yang harusnya kita dukung adalah segenap bangsa Indonesia yang mau turun tangan (pinjam istilahnya Anies Baswedan, red). Bukan soal dukung-mendukung yang lain, apalagi dukung mendukung capres 2014 yang lalu, saya tegaskan lagi bahwa itu sudah berakhir! Tabik!

Bantul, 08 Oktober 2014.