Laman

Thursday, August 1, 2013

Di Ilmu Bahasa pun Ada Tes "DNA"



           Nusantara dalam hal ini Indonesia merupakan sebuah bangsa yang besar. Negara yang membentang dari Sabang di sebelah barat dan Merauke di sebelah timur ini kaya akan beraneka ragam budaya, salah satunya adalah bahasa. Bahasa di Nusantara ini sangat baeragam. Tanpa mengesampingkan bahasa Indonesia, bahasa-bahasa daerah ini menjadi sebuah kebanggaan tersendiri bagi pemiliknya.
            Menjadi menarik apabila berbicara mengenai hubungan kekrabatan anatar bahasa di Nusantara. Apabila manusia memiliki kerabat, lantas apakah mungkin bahasa juga memiliki kerabat? Pertanyaan inilah yang muncul ketika berbicara mengenai kekerabatan suatu bahasa.
            Lalu bagaimanakah cara mencari hubungan kekrabatan suatu bahasa? Jika dalam dunia kedokteran ada yang namanya tes DNA maka dalam dunia bahasa (linguistik) pun hal semacam ini bisa diterapkan. Caranya adalah menggunakan pisau bedah dalam dunia bahasa yaitu LHK. Kekerabatan bahasa ini masuk kedalam kajian Linguistik Historis Komparatif. Salah satu cara mengetahui hubungan kekerabatan suatu bahasa dapat melalui hubungan antar kata dalam setiap pasangan bahasa. Kali ini akan saya jelaskan sekilas mengenai hal ini.
            Kata-kata yang sama dalam sebuah pasangan akan dinyatakan sebagai kata kerabat apabila memenuhi salah satu ketentuan berikut ini: (1) Pasangan itu identik, pasangan kata yang identik adalah pasangan kata yang semua fonemnya sama betul. (2) Pasangan itu memiliki korespondensi fonemis, bila perubahan fonemis antar kedua bahasa itu terjadi secara timbal balik dan teratur, serta tinggi frekuensinya, maka bentuk yang berimbang antara kedua bahasa tersebut dianggap kerabat, selain itu dicari juga ko-okurensi nya. (3) Kemiripan secara fonemis, kemiripan secara fonemis ini berdasar pada artikulatoris yang sama, hal ini dapat dilakukan dengan meminta bantuan seseorang untuk menjadi pendengar dalam menguji kemiripan secara fonemis suatu kata. (4) Satu fonem beda, bila dalam satu pasangan kata terdapat perbedaan satu fonem, tetapi dapat dijelaskan bahwa perbedaan itu terjadi karena pengaruh lingkungan yang dimasukinya, maka pasangan itu dapat ditetapkan sebagai kata kerabat.
            Melalui empat ketentuan di atas, setidaknya kekerabatan suatu bahasa dapat diketahi presentase kognitnya. Sehingga dengan presentase kognit yang ada dapat dilakuakn penelitian lanjutan tentang kekrabtan bahasa, seperti glotokronologi, subgruping, dll.