Hallo Sahabat
Depp Holmes’s Story, apa kabar? Bertepatan dengan ulang tahun Muda-Mudi New
Sedyo Rukun Dusun Botokenceng (24 Februari), aku ingin berbagi cerita tentang
kegiatan yang sedang kami lakukan dua bulan ini. Kami belum menamai nama
kegiatan ini, tapi sangat cocok apabila kami menyebut kegiatan ini sebagai
Gerakkan Sampah Emas (GSE). Apa itu GSE? Mari simak cerita berikut ini.
Kegiatan ini bermula dari keinginan kami
(Muda-mudi New Sedyo Rukun) untuk memiliki sebuah kelompok kesenian yang
mewadahi para pemuda. Kami para pemuda memiliki tekad yang bulat untuk memiliki
sebuah kelompok kesenian, lalu kesenian semacam apa yang kami inginkan? Kami
memilih Marching Band sebagai wadah bagi para pemuda untuk melakukan
kegiatan-kegiatan positif demi kemajuan bersama, khususnya di bidang kesenian. Marching
Band, unik dan berbeda, hal ini tentu sangat jarang ditemui di kampung-kampung
(ada tapi jarang).
Kami sadar untuk mewujudkan impian
kami ini tidak mudah. Berbagai hal tentu harus kami lalui, mulai dari SDM, administrasi,
jadwal kegiatan, basecamp, dan tentu materialnya sendiri yaitu seperangkat alat
Marcing Band yang tentu tidak murah. Kami harus berpikir keras untuk mencari
modal atau dana untuk membangun kelompok kesenian ini. Semoga impian dan ikhtiar
kami ini bisa terwujud.
Bermula dari impian kami bersama itu,
Gerakan Sampah Emas (GSE) terbentuk. Kami melihat potensi yang ada di
masyarakat untuk semaksimal mungkin bisa membantu mewujudkan mimpi kami. Kami
melihat bahwa potensi sampah dan barang bekas yang ada di masyarakat bisa
dimanfaatkan. Kami bisa ubah sampah dan barang bekas menjadi rupiah, menjadi
barang yang bernilai, dan pantaslah jika kami menyebut itu sebagai emas hehe.
GSE, akhirnya kami memutuskan untuk memulainya.
Berbekal bantuan gerobak sampah dari Dinas Lingkungan Hidup Pemerintah
Kabupaten Bantul kami berkeliling di halaman dan rumah-rumah warga untuk “mencari”
dan “meminta” secara sukarela sampah dan barang bekas yang ada, istilah kebanyakan
orang bilang adalah “nggresek”.
Nggresek (berkeliling mencari sampah dan barang bekas)
Periode pertama alhamdulillah kami
bisa mendapatkan hampir dua grobak sampah dan barang bekas, kemudian kami
pilah-pilah sampah tersebut untuk kemudian kami simpan dan akan kami gabungkan
dengan periode selanjutnya. Berlanjut periode kedua, alhamdulillah kami juga
bisa mendapatkan hampir dua gerobak lagi. Setelah terkumpul banyak dari periode
pertama dan kedua, kami rasa sudah layak untuk di jual, dan akhirnya kami bisa
mendapatkan rupiah yang lumayan dari itu semua. Uang yang terkumpul akan kami
tabung dan akan digunakan untuk membangun kelompok kesenian Marching Band impian
kami.
Para perempuan memilah-milah sampah
GSE ini akan tetap berlanjut hinga
seterusnya nanti, hingga setelah kelompok kesenian yang kami inginkan itu
terbentuk. Bahkan sekarang bebrapa masyarakat sudah mulai mengumpulkan sampah
dan barang bekasnya tanpa kami perintahkan, yang biasanya mereka buang begitu
saja. Semoga dengan adanya gerakan positif ini, pemuda di Dusun Botokenceng
menjadi pemuda yang bisa membangun kampungnya sendiri menjadi kampung yang
lebih baik lagi. Kegiatan ini juga menjadi ajang bagi kami para pemuda untuk
tidak terjerumus dalam kegiatan negatif yang justru merugikan. Tabik!
Bantul,
24 Februari 2015