Berbicara
tentang kritikus sastra tentu nama H.B. Jassin tidak asing lagi di telinga
kita. H.B. Jassin telah melakukan banyak kritik terhadap karya sastra
Indonesia. Kritik-krtitknya tersebut dirangkum dalam beberapa buku yang
berjudul Kesusastraan Indonesia Modern
dalam Kritik dan Esai jilid I-IV. Beberapa kritik yang pernah dilakukanya
antara lain terhadap kumpulan cerpen Orang
yang Hilang karya A. Alexander Leo, dan Dua
Dunia karya NH. Dini, kritik ini terdapat pada buku jilid ke III.
Melakukan kritik sastra tidak dapat
lepas dari aspek-aspek kritik sastra itu sendiri, yakni: aspek historis, rekreatif,
dan evaluatif. Namun terkadang para kritikus tidak terlalu memperhatikan
tentang aspek-aspek tersebut. Apakah kritiknya sudah memenuhi ketiga aspek
tersebut atau belum. Untuk itu, pada tulisan kali ini akan membedah tiga aspek
kritik sastra tersbut terhadap kritik yang dilakukan H.B. Jassin pada kumpulan
cerpen Orang yang Kembali karya A. Alexander
Leo dan Dua Dunia karya NH. Dini.
Aspek yang pertama adalah aspek
historis, pada kritiknya ini H.B. Jassin terlebih dahulu membicarakan tentang
sejarah pengarang yaitu A. Alexander Leo. Diketahui bahwa Andrea Alexander Leo
adalah seorang pengarang yang muncul dari majalah Kisah. Ia lahir pada tanggal 19 Agustus 1935 di Lahat dan lulus SMA
di Malang tahun 1954. Kemudian Ia bekerja di Balai Pustaka pada bagian redaksi.
Kepengarangan A. Alexander Leo dimulai sejak duduk di bangku SMP, karyanya
banyak dimuat di media-media seperti Brawijaya,
Joyoboyo, Merah Putih, Mimbar Indonesia, dll. Sedangkan kumpulan cerpen Orang yang Kembali ini diterbitkan
pertama kali oleh Balai Pustaka. Selanjutnya kepengarangan A. Alexander Leo
mulai menarik perhatian H.B Jassin ketika karyanya yang berjudul Pantai di muat pada majalah Kisah.
Sementara itu, sama halnya dengan
kritik terhadap karya A. Alexander Leo, pada kritiknya terhadap kumpulan cerpen
Dua Dunia karya NH. Dini, pada bagian
awal kritiknya H.B. Jassin juga mengungkapakan sejarah kepengarangan NH. Dini
dan karya-karyanya. Diketahui bahwa NH. Dini mempunyai nama lengkap Nurhayati
Suhardini. Ia lahir di Semarang ada tanggal 29 Februari 1936. Ia tamat SMA pada
tahun 1956, kemudian masuk kursus stewardess dan tahun berikutnya bekerja di
GIA (Garuda Indonesia Airways).
Pada tataran sejarah karya sastranya,
H.B. Jassin mengungkapakan keterkaitan antara karya NH. Dini dengan karya
pengarang lainya. Keterkaitan tersebut dilihat dari sudut pandang penerbirt
yang menerbitkan kumpulan cerpen Dua
Dunia, yakni N.V. Nusantara.
Jadi dapat dikatakan, secara tidak
langsung pada bagian awal kritiknya H.B Jassin telah mengungkapkan aspek
historis pada kritiknya. Baik pada kritiknya terhadap kumpulan cerpen Orang yang Kembali karya A. Alexander
Leo, maupun Dua Dunia karya NH. Dini.
Hal itu dapat dilihat karena H.B Jassin telah mengemukakan tentang sejarah
kepengarangan, tentang identitas pengarang dan karya, serta hubungan antara
karya satu dengan karya yang lainya.
Aspek kedua yang akan kita bicarakan
adalah aspek rekreatif. Selanjutnya H.B. Jassin meneruskan tulisanya dengan
membahas satu persatu karya yang ada pada kumpulan cerpen masing-masing. Pada
kumpulan cerpen Orang yang Kembali
dimulai dengan menganalisis cerpen Orang
yang Kembali. Ia menceritakan kembali kisah dari cerpen tersebut, dengan
disertai analisis-analisisnya. Inti ceritanya adalah tentang kisah seorang anak
yang terlahir cacat (buta) karena perbuatan ayahnya. Selain itu, H.B. Jassin
juga melakukan interpretasi terhadap konsep agama pada karya A. Alexander Leo
ini. Leo berbeda dengan pengarang kebanyakan yang sok atheis. H.B. Jassin menyebut bahwa Leo ini selalu
menghubungkan karyanya dengan kekuasaan yang ada diluar dirinya (Tuhan).
Kemudian, ia lanjut menceritakan
kembali secara singkat dan menganalisis serta menginterpretasikan cerpen-cerpen
lainya pada kumpulan cerpen Orang yang
Kembali. Antara lain: Percayalah ia,
setelah itu; Orang Seberang; Biografi Abangku; Jembatan yang Ditutup;
Tahun-tahun yang Lalu; Untuk Dirinya Sendiri; Yang Tahu Hanya Kami.
Hal yang sama juga terlihat pada
kritiknya terhadap kumpulan cerpen Dua
Dunia karya NH. Dini. Setelah mengungkapkan sejarah kepengarangan dan
sejarah karya, H.B. Jassin mulai meganalisis cerpen-cerpen yang ada di
dalamnya. Dimulai dengan menceritakan kembali secara singkat cerpen Dua Dunia serta melakukan interpretasi
terhadap makna dari dua dunia itu sendiri, yang ternyata makan dua dunia ini
tidak hanya terdapat dalam cerpen Dua Dunia. Namun, makna dua dunia ini juga
terdapat di hampir seluruh cerpen yang ada di dalamnya, antara lain: Istri Prajurit; Pendurhaka; Jatayu; dan
Perempuan Warung. Bahkan, H.B. Jassin juga melakukan interpretasi terhadap
kemungkinan terciptanya dunia ketiga pada karya-karya yang ada di dalam kumpulan
cerpen ini.
Jadi, dapat dikatakan kritik yang
dilakuakn H.B. Jassin terhadap dua kumpulan cerpen tersebut (Orang yang Kembali dan Dua Dunia) telah memenuhi aspek
rekreatif. Hal ini dapat diliaht dari penceritaan kembali karya-karya tersebut,
penganalisisan serta penginterpretaisan penulis terhadap karya-karya tersebut.
Aspek terakhir yang akan
diperbincangkan adalah aspek evaluatif. Selanjutnya H.B Jasin melakuakan
penilaian terhadap karya-karya tersebut. Pada kumpulan cerpen Orang yang Kembali ia melakuakn
penilaian cerpen terbaik yang ada di dalamnya adalah cerpen berjudul Jembatan yang Ditutup. Karena mengandung
kritik sosial yang didasari atas pengertian dan pemaafan. Selain itu H.B.
Jassin juga melakuakn penilaian terhadap karya yang mengandung Humor, dan karya
yang tidak berhasil mengangkat Humor (humornya garing). Penilaian yang utama
dari keseluruhan karya Leo ini, yaitau H.B. Jassin menangkap ada suatu keanehan
yang menarik hati, bahwa dalam kumpulan cerpen ini, kita dapat menghadapi dua
macam lingkungan agama, yaitu Islam dan Nasrani. Sungguh sebuah karya sastra
yang mengajarkan tentang konsep perbedaan
serta toleransi umat beragama yang ada di Indonesia.
Selanjutnya pada kritiknya terhadap
kumpulan cerpen Dua Dunia karya NH.
Dini, H.B. Jassin melakukan penilaian terhadap karya terbaik, yaitu cerpen Perempuan Warung yang di dalamnya
mengungkapakan keberanian menjelajah, kejujuran analisa, rasa sosial yang
dicampur rasa romantik dan idealisme. Dari keseluruhan karyanya H.B jasin
melakukan penilaian bahwa dalam umur yang masih peka, cerita-cerita NH. Dini
terasa sentimentil dan kadang melodramatis. Persoalan-persoalan kecil dalam
kehidupan menjadi buah renungan dan mengahrukan hati.
Dari semua penilaian yang dilakuakn
H.B. Jassin terhadap kedua karya sastra tersebut dapat diketahui bahwa aspek
evaluatif di dalam kritiknya telah terpenuhi. Ia melakukan penialian-penilaian
terhadap kelemahan dan kekurangan sebuah karya.
Akhirnya dari semua pembahasan di
atas, sebagai seorang kritikus sastra hendaknya tetap harus memperhatikan
aspek-aspek kritik sastra, yaitu; aspek historis, rekreatif, dan evaluatif. Karena dengan itu semua kritik sastra yang
dihasilkan akan padu menjadi satu kesatuan yang utuh. Namun yang perlu di ingat
adalah jangan sampai terjebak dan hanya berkutat pada pertanyaan apakah kritik
sastra kita telah memenuhi ketiga aspek tersebut? Karena jika hanya berkutat
pada pertanyaan itu saja, kritik sastra yang dilakukan tidak akan berkembang.
No comments:
Post a Comment